Richie blogzz
Kamis, 18 April 2013
Bukti bumipernah berhenti berputar pada porosnya
Bagi para penyelidik Alkitab salah satu kesukaran terbesar di dalam Alkitab terdapat dalam cerita yang ditulis dalam Yosua 10:12-14, “Lalu Yosua berbicara kepada Tuhan pada hari Tuhan menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel, is berkata di hadapan orang Israel: ‘Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau bulan, di atas lembah Ayalon!’ Maka berhentilah matahari dan bulan pun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah Tuhan.”Bishop Colenso menulis sebagai berikut: “Mujizat Yosua merupakan peristiwa dalam Alkitab yang paling bertentangan dengan ilmu pengetahuan.” Orang yang tidak percaya dan para kritikus yang ingin menjatuhkan Alkitab mengatakan bahwa cerita ini tidak mungkin benar; sebab seandainya matahari tidak bergerak sebagaimana yang dikatakan dalam Alkitab, maka seluruh alam semesta ini akan kacau balau.
Tidak ada seorang pun yang dapat mengatakan benar tidaknya pernyataan ini. Itu hanya dugaan saja. Tetapi Allah yang menciptakan bumi, matahari dan seluruh alam semesta ini tentu saja akan dapat memelihara semuanya sekalipun matahari tidak bergerak, atau tepatnya sekalipun bumi tidak bergerak pada sumbunya sehingga matahari nampaknya tidak bergerak. Tetapi kalau kita teliti bagian akhir ayat 13, di situ dikatakan bahwa “matahari lambat-lambat terbenam”. Jadi bukan berhenti sama sekali melainkan hanya bergerak dengan lambat.
Lagi pula, kata Ibrani yang diterjemahkan dengan “di tengah langit” sebenarnya berarti di bagian langit yang menaungi separuh dari bumi ini. Langit itu terbagi menjadi dua bagian, bagian yang dapat kita lihat dan bagian lain yang hanya dapat dilihat dari belahan bumi sebelah sana. Jadi apa yang diminta Yosua ialah agar matahari berlambat-lambat sehingga tetap tampak di langit yang menaungi belahan bumi yang satu, dan dalam kitab Yosua memang tertulis bahwa itulah yang dilakukan matahari itu.
Jadi apa yang dikatakan dalam cerita itu ialah bahwa matahari terus berada atau berhenti di atas cakrawala yang dapat kita lihat, “kira-kira sehari penuh”. Rupa-rupanya pada hari itu di dekat Gibeon, di lembah Ayalon, terjadi suatu peristiwa yang biasanya terjadi di Kutub Utara selama beberapa hari setiap tahun yaitu matahari dapat dilihat terus selama 24 jam penuh.Kita tidak diberitahu dengan cara bagaimana hal ini dilaksanakan. Mungkin ujung poros bumi menurun sedikit atau mungkin ada refraksi sinar terang atau dengan cara lain yang tidak dapat diduga. Pasti tidak perlu ada tabrakan di dalam alam semesta sebagaimana yang dibayangkan oleh orang-orang yang menentang Alkitab.
Mengenai apakah hal itu benar-benar terjadi atau tidak, itu merupakan soal sejarah. Tetapi sejarah yang dapat kita anggap otentik, yaitu buku Yosua, mengatakan bahwa hal itu benar-benar terjadi. Fakta yang sangat mengherankan ialah kita juga mendapatkan keterangan yang sama di dalam sejarah di luar Alkitab. Herodotus, ahli sejarah Yunani yang terkenal, mengatakan bahwa imam-imam Mesir menunjukkan kepadanya sebuah catatan mengenai suatu hari yang panjang.
Dari tulisan-tulisan Cina kuno kita mengetahui bahwa ada hari yang panjang yang pernah terjadi dalam masa pemerintahan Kaisar Yeo, yang diperkirakan hidup sezaman dengan Yosua. Orang-orang Meksiko juga mempunyal catatan yang mengatakan bahwa matahari tetap bersinar sehari penuh dalam tahun yang diperkirakan sama dengan tahun ketika Yosua berperang di Palestina. Tidak ada alasan yang benar-benar kuat untuk membuktikan bahwa tidak ada hari seperti itu. Jadi berdasarkan penyelidikan yang teliti, anggapan bahwa peristiwa itu merupakan “peristiwa dalam Alkitab yang paling bertentangan dengan ilmu pengetahuan” ternyata sama sekali tidak benar. Alkitab ternyata tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan maupun dengan sejarah.
Biar bagaimanapun peristiwa ini merupakan suatu mujizat, tetapi orang yang benar-benar percaya kepada Allah yang adalah Pencipta alam semesta, Allah yang terbukti telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati, tidak akan mengalami kesukaran untuk percaya akan mujizat. Kita percaya kepada Allah yang melakukan mujizat.
Tertahannya Matahari bagi Nabiyullah Yusa’
Bukti bumi PERNAH BERHENTI berputar pada porosnya selama SATU HARI !!
Ada begitu banyak kisah di dalam Alkitab yang jika kita perhatikan satu persatu secara cermat, ternyata beberapa di antaranya merupakan kisah-kisah yang cukup ‘unik’ dan cukup menggelitik batin kita. Bahkan yang lebih mengherankan, kisah-kisah tersebut baru dapat dijelaskan secara rasional oleh ilmu pengetahuan setelah sekian ribu tahun lamanya. Salah satu kisah tersebut adalah sebuah kisah yang pernah terjadi pada masa Yosua dan Hizkia. Kisah ini menceritakan mengenai adanya fakta bahwa waktu yang kita lewati pernah berhenti, dan pernah pula mundur sepanjang 40 menit, sehingga satu hari penuh dalam perputaran waktu hilang karenanya.
Banyak di antara para ilmuwan dan bahkan para teolog radikal menganggap bahwa dua buah kisah yang bersangkut paut dengan waktu tersebut merupakan kisah dongeng di antara kisah-kisah dongeng lainnya yang ada di dalam Alkitab. Seperti misalnya kisah tentang terbelahnya Laut Merah, robohnya tembok Yerikho, dan kisah-kisah mujizat lainnya. Mereka menganggap bahwa kisah-kisah tersebut merupakan retorika belaka dari bangsa Israel, guna memblow-up kisah sejarah bangsa keturunan Abraham ini, agar terlihat bahwa mereka merupakan bangsa yang perkasa kesayangan Allah. Menurut mereka (para ilmuwan dan teolog radikal), kisah-kisah semacam itu telah diceritakan turun temurun kepada anak dan cucu bangsa Israel, hingga akhirnya seluruh keturunan Israel menganggapnya sebagai sebuah kisah yang benar-benar terjadi. Jadi secara sederhana golongan ini pada intinya tidak mempercayai bahwa kisah-kisah itu ada dan pernah terjadi.
Kembali kepada kisah mengenai hilangnya satu hari dalam sejarah perhitungan waktu manusia. Satu bukti yang cukup akurat telah ditemukan oleh para ahli luar angkasa dari AS mengenai peristiwa tersebut. Suatu kali para ahli tersebut pernah menghitung waktu maju dan waktu mundur dengan menggunakan komputer untuk mempersiapkan penempatan satelit-satelitnya di luar angkasa. Perhitungan tersebut diperlukan supaya nantinya perputaran dari setiap satelit dapat tepat sesuai dengan perhitungan waktu standard yang sebenarnya. Sehingga satelit-satelit yang sudah dan akan mereka tempatkan di luar angkasa tidak akan bertabrakan satu sama lain. Karena dengan perhitungan yang tepat dan cermat, sekalipun jalur orbit dari setiap satelit bersimpangan, namun mereka dapat diprogram untuk tidak sampai pada titik perpotongan orbit pada waktu yang bersamaan, maka tabrakan di antara mereka dapat dihindarkan. Dalam penelitian tersebut, ternyata menunjukkan adanya satu hari yang hilang pada waktu yang telah silam. Setelah diupayakan untuk dicari ke mana hilangnya satu hari dari perputaran waktu tersebut, salah seorang anggota tim yang beragama Kristen menemukan jawaban dari ‘teka-teki’ ini di dalam Alkitab, yakni di dalam Yosua 10:12-15. Di sana tercatat mengenai kisah bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua yang sedang berperang melawan pasukan dari lima kerajaan bangsa Amori. Atas permohonan Yosua kepada TUHAN, maka terjadilah peristiwa alam yang langka, yaitu berhentinya matahari dan bulan sesuai dengan yang diperintahkan Yosua kepada kedua benda penerang itu.
Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel, ia berkata di hadapan orang Israel: “Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!” Maka berhentilah matahari, dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN. Kemudian Yosua dan seluruh orang Israel yang menyertainya pulang kembali ke tempat perkemahan di Gilgal.
Matahari berhenti ? Saat saudara membaca hanya pada bagian awal dari artikel ini, dapat saya pastikan bahwa beberapa di antara saudara ada yang tersenyum, tertawa bahkan terbahak-bahak kegelian, jika mendengar kisah tentang matahari diperintahkan oleh Yosua, untuk berhenti. Kita mungkin berpikir, “…ah itu mah bisa-bisanya Yosua aja supaya terlihat hebat….”, atau “…yah, TUHAN mengertilah kerterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh Yosua, Ia tahu apa yang dimaksud oleh Yosua…. Kalau bulan disuruh berhenti sih masih masuk akal, tetapi kalau matahari yang disuruh berhenti,….pasti maksud sebenarnya adalah bumi yang disuruh berhenti, karena matahari khan dari dulu memang berhenti….dan bumilah yang berputar” Itulah yang mungkin selama ini kita ketahui. Dengan melihat Kemakuasaan dan Kemahamengertian Allah, maka kita berpikir bahwa Allah membiarkan peristiwa itu terjadi agar umat TUHAN mengenal betapa Mahakuasa dan Mahamengertinya Allah Israel itu. Oleh sebab itu Ia mengijinkan peristiwa itu terjadi melalui umat pilihanNya, bahkan membiarkan permintaan Yosua tetap tertulis apa adanya di dalam Alkitab sampai sekarang ini. Oleh sebab itu wajarlah jika kita memiliki pemikiran yang demikian, karena memang baru itulah yang kita ketahui. Namun sungguh luar biasa, Allah pencipta alam semesta ini, setelah sekian puluh ribu tahun peristiwa itu terjadi, ilmu pengetahuan berkembang, akhirnya para ilmuwan berhasil mengobservasi jagad raya ini dan mereka berhasil menemukan berbagai-bagai fakta alam yang Allah telah ‘sembunyikan’ dalam kurun waktu yang begitu lama, sama lamanya dengan usia alam semesta ini. Fakta-fakta apakah yang telah para ilmuwan temukan?
Dari observasi yang dilakukan, mereka menemukan bahwa Galaksi Bima Sakti (Milky Way) tempat di mana tata surya kita berada, memiliki ± 100 miliar bintang. Semua bintang ini dan berbagai macam gas serta debu-debu luar angkasa yang bertebaran di antara mereka, berputar mengitari bagian tengah galaksi sebagai pusatnya, sudah barang tentu termasuk matahari. Matahari terletak pada bagian pinggir dari galaksi ini, pada jarak 2,6 X 1017 (1,6 X 1017) tahun cahaya dari pusat. Matahari, yang berputar mengitari pusat galaksi memiliki kecepatan 220 km/s (140 m/s), membutuhkan waktu 250 juta tahun baginya untuk melakukan sekali putaran guna mengitari pusat galaksi Bima Sakti. Sampai hari ini matahari telah melakukan ± 18 kali putaran selama ± 4,6 miliar tahun setelah ia diciptakan. Ternyata Mataharipun juga berputar! Matahari berputar mengitari pusat Galaksi Bima Sakti, galaksi tempat ia berada selama ini.
Fakta lain yang ditemukan adalah bahwa seperti halnya bumi, matahari pun berotasi, berputar pada porosnya, mengelilingi sebuah garis imaginer yang menembus melalui pusatnya. Seperti bumi pula, matahari berotasi dari Barat ke Timur saat dilihat dari atas, yaitu dari kutub utara matahari, namun berbeda dengan bumi, bagian-bagian yang berbeda pada matahari berotasi dengan kecepatan yang berbeda, fenomena ini dikenal dengan differensial rotation (perbedaan rotasi). Dari bukti-bukti ini dapat kita mengerti bahwa mataharipun ternyata dapat berhenti atau dihentikan perputarannya, baik perputaran orbit maupun rotasinya. (Microsoft® Encarta® Encyclopedia 2002. © 1993-2001 Microsoft Corporation. All rights reserved.) Sungguh ajaib dan luar biasa bukan, fakta dan kenyataan alam semesta, yang telah sekian ratus abad lamanya tersembunyi bagi kita dan seluruh umat manusia, sekarang Tuhan telah ijinkan untuk dibukakan. Dari fakta tersebut mungkin kita bisa dengan rendah hati berkata bahwa Yosua mungkin lebih pandai dan berpengetahuan dibandingkan kita, manusia modern yang hidup hari ini. Karena apa yang ia lakukan seperti pada ayat 14 dari Yosua 10 menjelaskan bahwa hal itu belum pernah ada yang melakukannya. Jika kita menganalogikan apa yang dilakukan Yosua dengan logika perhitungan waktu untuk berbagai macam satelit di atas, maka apa yang dilakukannya adalah tindakan yang sangat beresiko tinggi. Di saat ia meminta TUHAN untuk membuat matahari dan bulan berhenti, TUHAN harus membuat berhenti seluruh benda di luar angkasa (triliunan bintang, triliunan planet, triliunan asteroid, galaxy dll) dari perputarannya. Karena jika tidak demikian, sedikit saja dari salah satu benda luar angkasa itu bergerak tidak bersesuaian dengan waktu putar dari benda-benda lainnya, maka bencana besar pasti terjadi, benturan besar antar galaksi, planet maupun bintang ataupun benda-benda luar angkasa lainnya sudah pasti terjadi. Jadi apa yang dilakukan Yosua adalah; ia telah membuat perputaran waktu dari seluruh benda di jagad raya ini harus berhenti, agar Israel dimenangkan dalam pertempurannya yang menentukan melawan bangsa Amori, dan kebesaran serta kekuasaan TUHAN, Allah Israel dinyatakan. Bukan hanya pada masa itu, namun juga pada masa sekarang ini, setelah kita dapat mengerti dan mempelajari peristiwa itu dalam cara yang lebih ‘berilmu pengetahuan’. ‘Inilah satu hari yang hilang itu’.
Namun hari yang hilang pada kisah Yosua setelah dihitung ternyata hanya 23 jam 20 menit, ke mana yang 40 menit? Rupanya yang 40 menit itu ditemukan di dalam 2 Raja-raja 20:8-10, di situ dikatakan: Hizkia memilih bayang-bayang pada penunjuk matahari mundur 10 tapak. Seperti halnya dengan apa yang dilakukan Yosua, apa yang diminta oleh Raja Hizkia inipun merupakan sebuah permintaan yang sangat riskan. Dalam perhitungan, 1 tapak dalam penunjuk matahari = 1 derajat, maka 10 tapak = 10 derajat, sehingga 10/360 X 24 X 60 = 40 menit. Maka Allah harus membuat perputaran waktu seluruh alam semesta mundur selama 40 menit, betapa dahsyatnya akibat dari permintaan Raja Hizkia ini. Seluruh benda langit yang ada di jagad raya ini harus dimundurkan perputarannya, masing-masing harus tepat 40 menit. Sangat mengagumkan kemahakuasaan dan keperkasaan Allah kita.
Dari kekaguman ini, jika kita kembali menghitung satu hari yang hilang yang belum kita temukan tadi, maka genaplah perhitungan logika matematis kita. Waktu yang hilang pada masa Yosua berperang dangan bangsa Amori adalah 23 jam 20 menit ditambah dengan 40 menit waktu yang hilang pada masa Hizkia, maka diperolehlah waktu yang hilang tersebut sejumlah 24 jam, inilah satu hari yang hilang di masa silam itu. Dan inilah salah satu tindakan besar Allah, sebagai bukti dari kasihNya kepada setiap orang yang mau dengan rela hati mengasihiNya dan berjalan dalam kebenaranNya. Sekalipun harus menghilangkan satu hari dari waktu alam semesta, Allah rela melakukannya bagi orang-orang yang dikasihiNya. Maukah anda mengasihi dan dikasihi Tuhan ?
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Masih banyak terdapat bukti-bukti lain yang menunjukkan bahwa bumi pernah "seolah-olah" berhenti berputar pada porosnya selama satu hari penuh dan "kembali" beraktifitas selayaknya biasa pada keesokan harinya. Bukti sebanyak apapun juga apabila tidak dibarengi dengan iman tetap merupakan omong kosong.
Tuhan Yesus Memberkati!
Shallom.
Selasa, 02 Oktober 2012
Tentangmu
Saat aku teringatsaat bersamamupedih rasanya hati iniuntuk mengingat semuayang pernah kita lalui bersamaaku hanya dapat melihatmudalam dunia mayakarena aku tak bisamenemui yang jauh disanaHanya doa lah yangbisa ku berikan pada dirimuSemoga kamu bisa mendapatkanpria yang kamu cintai dandia benar-benar mencintaimuKita takkan pernah bisauntuk bersama samaitu semua hanya khayalandan itu bagaikan"MALAM MERINDUKANMATAHARI.............."yang tak pernah bisauntuk bersama-sama"I WILL MISS U FOR A LONG TIME"
WANITA KHAYALAN
Hari ini aku melihat mu penuh warnaaku hanya biza menatapmu dari kejahuan iniketika kau melakukan aktifitasinginku berada disampingmutapi aku tidak berani untukmendekatkan diri pada muaku merasa aku terlalu buruk buatmu..kau hanya biza ku kagumidan tidak biza kumilikiwalau inginku mengungkapkanny semuatapi aku tidak berani untuk mengungkapkankau hanya WANITA KHAYALAN yg ku kagumitanpa harus kumiliki....Mugkin ada priayang lebih baik dari pada akuAku rela melepas muwalau ragaku tak biza...Bahagia lah kaudengan pria yang kau pilihWANITA KHAYALAN KU........
Senin, 01 Oktober 2012
mencoba tuk bahagia
Hari ini aku lewati dengan senyuman
mungkin esok tidak
dulu kita bersama
tapi sekarang ini lah aku
Satu kata mengawali pertemuan kita (Hai)
Satu kata yang membuat kita bersama (Cinta)
Satu kata yang membuat kita berpiah (Putus)
Jalani harimu dengan dirinya
asal kau bahagia
aku juga akan berusaha untuk bahagia
walau berat untuk itu.
Ketika aku melihat mu dengan dirinya
Aku hanya bisa tersenyum
Melihat kebahagianmu dengan dirinya
Tapi aku tidak akan pernah mengambil
Kebahagianmu dengan dirinya....
Berbahagialah kau dengan dirinya
Biarlah aku yg merasakan ini semua
Kamis, 15 Desember 2011
huta siallagan
Pernah dengar sarkasme yang berbunyi “Orang Batak Suka Makan Orang”?
“Hati-hati, ntar dimakan sama orang Batak lho” untuk menggambarkan Orang
Batak tuh galak dan “sadis”. Seram yach? Walaupun sarkasme konotatif
semacam ini sudah jarang terdengar lagi, tapi perkataan semacam ini
pernah melekat dan menjadi stereotipe Bangsa Batak beberapa puluh tahun
yang lalu. Kini, perkataan semacam ini sudah jarang terdengar lagi sich.
Namun, pernyataan konotatif ini ternyata memiliki sejarah tersendiri
loch. Konon, ungkapan ini berasal dari sebuah kampung Batak yang
terletak di pedalaman Samosir. Di Kampung tersebut, memang pernah ada
kisah makan-memakan manusia sehingga muncul stereotipe semacam ini di
masyarakat. Untuk mencari tahu kisah tersebut, kita harus bergerak ke
utara ke Huta Siallagan, Desa Ambarita Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Memasuki Huta siallagan
ternyata tempat ini mirip dengan kampung Batak pada umumnya. Huta
Siallagan ini terdiri atas deretan Ruma Bolon dan Sopo. Bagian ini cukup
standard dan nggak ada yang terlalu istimewa sich. Tempat ini tidak
ubahnya kampung Batak pada umumnya. Yang istimewa dan unik dari situs
ini adalah adanya deretan bentuk batu-batu berbentuk kursi, tersusun
melingkari meja batu di tengahnya yang tepat berada di tengah-tengah
kampung. Kompleks batu-batu inilah yang disebut Batu Parsidangan karena
fungsinya memang untuk menyidang (perhatikan betapa Bahasa Batak cukup
dekat hubungannya dengan bahasa Indonesia). Kompleks Batu Parsidangan
ini berada tepat di bawah satu pohon besar dengan akar melilit yang
biasa dikenal sebagai Pohon Hariara (pohon hari ketujuh), pohon suci
masyarakat Batak yang biasanya ditanam di kampung-kampung. Disinilah
kisah stereotipe itu berasal. Dahulu, Raja Siallagan memang memiliki
kebiasaan untuk mengadili penjahat di dalam masyarakat atau musuh
politiknya di Batu Parsidangan ini. Sebelum disidangkan, tawanan
tersebut biasanya dipasung di Ruma Raja Siallagan. Nah, Raja Siallagan
akan menggunakan kalender Batak untuk mencari hari baik untuk menyidang
sang tawanan dan mengeksekusinya. Proses menyidang tawanan atau penjahat
ini akan dilakukan bersama dengan para tetua adat di Huta Siallagan
pada masa itu. Apabila memang terbukti bersalah, terdakwa akan dibawa ke
belakang kampung untuk dieksekusi, dibedah hidup-hidup, lalu kemudian
dipancung. Selesai? Nggak juga, sebab potongan-potongan tubuhnya akan
dibagikan untuk dimakan beramai-ramai dan Raja Siallagan tentu mendapat
jantungnya. Darah sang terdakwa akan dijadikan minuman pencuci mulut.
Tulang belulangnya akan dibuang ke Danau Toba. Agak menyeramkan dan
nggak kebayang yach? Namun, justru dari kisah yang pernah terjadi
ratusan tahun lampau inilah masyarakat Batak memperoleh stereotipe
semacam itu. Untungnya, praktik kanibalisme ini sudah tidak dijalankan
hingga saat ini. Walaupun mendapat kesulitan, terutama dengan sejumlah
misionaris yang ditawan dan dipancung di Huta Siallagan ini, namun Bapak
Ingwer Ludwig Nommensen, rasulnya Orang Batak berhasil mempelajari
bahasa Batak untuk kemudian melakukan kristenisasi dan menghentikan
praktik menyeramkan ini. Terbukti, setelah kedatangan Nommensen, Raja
Siallagan yang sebelumnya menganut Pelebegu, mau masuk Kristen dan
berjanji untuk tidak melanjutkan ritual kanibalisme lagi. Sekarang, Huta
Siallagan di Desa Ambarita ini hanya berfungsi sebagai tempat wisata
saja untuk mengenang sejarah. Keturunan Raja Siallagan masih berdiam di
seputaran Desa Ambarita ini. Beberapa makam keturunannya pun bisa
ditemukan di tempat ini.Tertarik menyambangi Huta Siallagan ini?
berkunjung aja ke Huta Siallagan......
pasti anda merasa puas,,,,,,,,
![]() |
Add caption |
berkunjung aja ke Huta Siallagan......
pasti anda merasa puas,,,,,,,,
Langganan:
Postingan (Atom)